“Betapa aku merindukanmu, seperti bulan yang bersinar di malam hari”“Betapa engkau menjadi pemanis dalam setiap tidurku”
Pinkers,
coba deh bayangin kalo kalimat diatas tadi kamu ucapin ke gebetan ato teman cewekmu,
apa sih yang akan doi lakukan ? Muntah ? Jadi il-feel ? Menjauh ? Apapun itu
pasti doi nunjukin sikap kalo rayuan kamu tidak mempan alias terpental jauh ke
ujung dunia.
Kita
mengenal gombal sebagai salah satu unsur romantisme, yaitu cara seseorang
mengekspresikan perasaan cintanya. Hal ini berawal dari Eropa zaman pertengahan
dan akhir abad ke-11 sampai abad ke-13 dan membooming lagi di abad ke-20 ini.
Romantis
berasal dari ‘Romanicus’ yaitu bahasa
Latin yang berarti ‘bergaya romawi’. Hal ini mengacu pada gaya bahasa ala romawi
yang memiliki budaya dan penghargaan yang tinggi atas bahasa. Jadi pada awalnya
romantisme adalah sebuah pergerakan sastra.
Sejak
saat itu, kisah-kisah romantisme mulai menjadi sebuah tren dalam dunia sastra.
Puisi-puisi romantis menjadi senjata utama bagi para ksatria untuk
mengapresiasikan perasaan cinta yang tak tertahankan kepada putri pujaan
hatinya. Romeo and Juliet merupakan
sebuah drama yang ditulis oleh William Shakespare pada tahun 1591 yang menjadi
salah satu kisah percintaan paling romantis sepanjang masa hingga saat ini.
“Menyentuhnya akan memberkati tanganku yang kasar. Apakah hatiku pernah mencintai sebelum ini? Aku bersumpah ! Karena diriku belum pernah memandang kecantikan sejati hingga malam ini.” - Romeo
Kebanyakan orang membedakan
kalimat gombal dan romantis berdasarkan pelakunya. Katanya jika pelakunya orang
yang terlihat tulus dan jujur, maka ucapannya disebut romantis, sedangkan jika
pelakunya terlihat biasa berbohong dan tidak tulus, maka ucapannya disebut
sebagai gombalan.
Gombal merupakan pilihan
termudah untuk menampilkan keromantisam. Sementara romantis tidak bisa dinilai
dari isi kalimat, tidak secara spesifik mengacu pada bentuk ucapan atau arti
yang indah-indah, melainkan pada keseluruhan oleh waktu, gaya, dan sikap yang
ditampilkan terhadap lawan jenis.
“Katanya bunga MELATI itu mistis ya? Kamu juga mistis dong kalo gitu. Iya soalnya hatiku berbunga-bunga MELATIin kamu.”“Kamu itu kaya tugas kuliah deh, ditinggal tidur bikin kepikiran, dikerjain selalu nggak selesai-selesai.”“Bapak kamu penjahit ya? Pantesan kamu bisa menyatukan benang-benang hatiku yang berserakkan.”
Jika kamu mengajukan kalimat
yang romantis tanpa dukungan situasi dan cara yang tepat, maka itu dengan mudah
dideteksi sebagai sesuatu yang gombal. Gombal itu bisa disebut juga sebagai
romantis kalengan.
Namun, ketika kamu berhasil
menyusun momen yang romantis, mengejutkannya dengan hal-hal yang sama sekali
tidak terduga, lalu mengikat seluruh kejadian itu dengan pita kalimat yang berbau
gombal, maka ittu tetap dinilai sebagai aksi romantisme.
“Kamu tukang pompa ya? Iya pantesan hatiku kembang kempis setiap ketemu kamu.”
Jadi jangan pernah menggunkan
kalimat gombal secara sendiri, kecuali tujuan kamu memang hanya untuk bertukar
canda tawa, jika tidak maka yaa siap-siap deh si doi bakalan kabur.