5
Oktober 1945 yang lalu lahirlah seorang pria yang arif dan bijaksana. Ia
tumbuh dan berkembang dengan kehidupan yang sangat sulit dikala itu.
Bahkan kakinya pernah bersarang sebutir peluru dari sang penjajah yang
kini masih meninggalkan bekas membuatnya berjalan tak sempurna.
Berpuluh-puluh tahun ia arungi lautan demi menghidupi anak dan istrinya. Pernah suatu ketika badai menerjang lautan dan menghempaskan kapal yang dinahkodainya. Sebatang tiang besar jatuh menghantam kepalanya dengan keras. Membuat ia menjalani perawatan di rumah sakit berbulan-bulan.
Kini ia telah menua. Usianya yang bertambah menggerogoti kulitnya untuk semakin mengeriput. Penglihatannya mulai memudar. Bola matanya yang sebelah kanan kini tak dapat melihat apa-apa kecuali kegelapan akibat kecelakaan di lautan dulu. Suara-suara mulai samar dipendengarannya.
Ia masih setia di rumah ini menemani anak-anaknya walau telah berpuluh-puluh tahun juga istri tercintanya meninggalkannya dan menambahkan beban kehidupannya untuk mengurusi anak-anaknya terutama si bungsu yaitu aku yang masih teramat kecil ketika ibuku tiada.
Selamat hari lahir my guardian angel. Semoga di sisa umurmu ini tuhan selalu berikan kesehatan dan umur yg barokah. Aamiin.. Love u papa